Denyut Kehidupan Sepanjang Jalan Ngancar: Aroma Sejarah dan Semangat di Pasar Paing

​Denyut Kehidupan di Depan Pintu Sejarah

Pagi itu, Kamis (2/10) ​tiap tiba di hari Paing dalam kalender Jawa, sebuah pemandangan khas pasar tradisional langsung terhampar di depan bekas kantor Kecamatan Pitu. Inilah Pasar Paing, yang sebagian warga sekitar juga menyebutnya Pasar Krempyeng. Bukan hanya sekadar tempat berjualan, pasar yang sudah eksis sekitar empat tahun silam ini adalah ritual mingguan, sebuah denyut nadi yang menghidupkan ekonomi lokal. Meskipun letaknya sekitar 2 km dari kantor kecamatan yang lama, kehadirannya selalu dinantikan karena menjadi pusat segala kebutuhan, dari yang paling primer hingga sekunder.

Tarmi (65) penjual tepo tetap semangat demi menghidupi keluarga. Sumber:noor

​Kekhasan Pasar Paing: Aroma, Suara, dan Semangat

​Begitu melangkah ke area pasar, semua indra kita langsung disergap. Bau tanah basah, aroma bumbu dapur yang tajam, dan wangi minyak goreng yang menyatu menciptakan atmosfer autentik yang tak bisa ditiru di swalayan modern. Suara tawar-menawar yang riuh, panggilan pedagang yang menawarkan dagangan, dan bunyi kantong plastik bergesekan menjadi simfoni pasar yang penuh energi. Di pasar tradisional ini, hubungan antara penjual dan pembeli masih terjalin akrab. Seringkali, transaksi diawali dengan sapaan hangat atau obrolan ringan tentang kabar keluarga, mencerminkan kekhasan interaksi sosial yang personal masyarakat pitu.

Mustajab, penjual toga dan polo pendem dari panekan tetap semangat dan bersyukur, berharap masyarakat memiliki daya beli.Sumber:noor

​Kisah-Kisah di Balik Lapak: Perjuangan dan Harapan

Suratmi (60) tetap semangat walaupun harus bersaing dengan pedagang lain yang bermodal besar. Sumber: noor

​Pasar Paing bukan sekadar pasar tumpah; ia adalah warisan budaya yang menawarkan komoditas sekaligus kehangatan komunitas. Ia menjadi bukti bahwa di tengah modernisasi, pasar tradisional tetap menjadi tempat terbaik untuk mencari kebutuhan, sambil merasakan kekayaan interaksi dan semangat gotong royong yang khas Indonesia.(ksos)